Kamis, 11 Oktober 2012

7 SATWA PALING LANGKA di Indonesia


7 Satwa Paling Langka di Indonesia

Dulu hewan-hewan ini yang menjaga bumi, namun kini manusia semakin miskin hati nurani. Manusia lupa bahwa dirinya juga merupakan bagian dari alam itu sendiri. Padahal tanpa hewan-hewan yang sudah langka tersebut, alam ini akan semakin sunyi. Bebunyian hewan-hewan langka hampir tak terdengar lagi, khususnya tujuh hewan yang paling terancam punah ini.
Hewan Satwa Langka di Indonesia Harimau Sumatera
1. Harimau Sumatera
Dahulu kala, harimau berkuasa di sepanjang jalur dari Pulau Bali sampai negeri Turki. Namun kini harimau tersisih dan hanya tersisa segelintir di Pulau Sumatera. Habitat harimau Sumatera yang selalu “dijajah” manusia membuat mereka kadang geram menyerang perkampungan penduduk. Saat ini, jumlah harimau Sumatera diperkirakan tinggal sekitar 400 ekor saja. Semakin langkanya populasi harimau Sumatera mengundang dua LSM yang giat menyelamatkan harimau Sumatera, yaitu LSD Wildlife Conservation Indonesia Program dan LSM Panthera. Kini harimau Sumatera bertahan di hutan hujan Bukit Barisan untuk mempertahankan garis keturunannya.
2. Orang Utan
Orang Utan sebenarnya merupakan satwa kebanggaan Indonesia. Orang Utan adalah satu-satunya kera besar (great ape) yang hidup di Benua Asia dan 90 persennya hidup di Indonesia. Secara genetik, 97 DNA Orang Utan sama dengan DNA manusia. Namun perombakan hutan, perburuan, dan perdagangan ilegal semakin mengancam populasi Orang Utan. Bahkan akhir-akhir ini, perusahaan-perusahaan sawit di Kalimantan disinyalir membantai ratusan Orang Utan. Kini, Orang Utan hanya bisa hidup di Pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan. Di Pulau Sumatera saat ini diperkirakan ada 6.000-7.000 ekor Orang Utan, sedangkan di Pulau Kalimantan ada sekitar 50.000 ekor Orang Utan. Jika ingin ikut meyelamatkan Orang Utan, Anda bisa mengadopsi Orang Utan di OrangUtan.or.id.
Hewan Satwa Langka di Indonesia Badak
3. Badak Sumatera dan Badak Jawa
65 juta tahun lalu terdapat sekitar 30 jenis badak di seluruh penjuru bumi. Seiring bertambahnya populasi manusia, jumlah badak semakin menipis hingga hanya tinggal 5 jenis badak yang bertahan. Dua di antaranya hidup di Indonesia, badak bercula satu di Jawa dan badak bercula dua di Sumatera. Habitat badak selalu berkurang karena kebutuhan hidup manusia, belum lagi perburuan cula badak yang makin marak. Populasi badak Sumatera diperkirakan hanya tinggal 300 ekor dan mirisnya lagi sekarang hanya tinggal 50 ekor badak Jawa. Di Pulau Sumatera, Anda bisa menemukan badak di Taman Nasional Way Kambas. Sekitar 50 badak bercula satu kini berjuang mempertahankan sejarahnya di Taman Nasional Ujung Kulon.
4. Penyu
Sebagai negara bahari, Indonesia mempunyai banyak koleksi satwa laut, namun bukan berarti tidak ada satwa laut yang terancam punah. Penyu, khususnya Penyu Hijau, saat ini sedang mengalami ancaman kepunahan karena perburuan manusia. Tidak hanya perburuan, penyu pun semakin terancam karena kawasan terumbu karang yang menjadi habitatnya juga mulai punah. Mirisnya, meskipun tercantum dalam undang-undang sebagai satwa yang dilindungi telur penyu bisa dijual bebas di beberapa kota, seperti di Padang dan Samarinda. Salah satu cara menyelamatkan penyu adalah dengan tidak membeli telur, daging, tempurung, dan penyu yang diawetkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Hewan Satwa Langka di Indonesia Gajah
5. Gajah Sumatera
Gajah merupakan satwa yang unik karena memiliki tingkat intelejensi yang tinggi dan ukuran tubuh yang sangat besar. Indonesia masih beruntung karena satwa terbesar di daratan bumi ini bisa hidup di negara katulistiwa ini. Sayangnya, raksasa yang berhati lembut ini semakin terancam kepunahan. Saat ini terdapat sekitar 3.000 gajah Sumatera yang terbagi 600 ekor di Aceh, 60 ekor di Bengkulu, dan sisanya di Lampung. Meski badannya sangat kuat, namun gajah kewalahan bila manusia mengeroyok dengan belati, senapan, dan senjata lainnya. Ketika mengetikkan kata kunci “gading gajah” di Google, saya terhenyak ternyata banyak perdagangan ilegal gading gajah di internet.
6. Owa Jawa
Owa Jawa mempunyai warna rambut yang lucu. Rambutnya berwarna abu-abu kecuali di sekitar wajahnya yang berwarna hitam pekat. Meski sama-sama tidak memiliki ekor seperti Orang Utan, namun Owa Jawa berukuran mungil dan gerakannya lebih gesit. Satwa endemik Pulau Jawa ini merupakan jenis kera pohon sejati karena dia tidak pernah turun dari atas pohon. Sayangnya Owa Jawa kini terancam punah karena saat ini hanya tersisa 4.000-5.000 ekor. Uniknya, Owa Jawa ini bersifat sangat teritorial artinya jika sudah menempati satu lokasi maka ia tak pernah mau pindah. Karena itu pula jumlah populasi Owa Jawa terus berkurang karena habitatnya semakin berkurang dan ia tak mau pindah.
Hewan Satwa Langka di Indonesia Owa Jawa
7. Komodo
Tahun-tahun terakhir ini kita disajikan kontroversi Pulau Komodo yang menjadi salah satu New 7 Wonders of Nature. Namun masih banyak orang Indonesia yang belum tahu bahwa saat ini hanya tersisa 2.500-4.000 ekor Komodo yang tersebar di Pulau Komodo, Pulau Rinca, dan di Pulau Flores. Yang kita dilema adalah komodo adalah predator yang makanan utamanya adalah rusa. Jika kita ingin melestarikan komodo maka kita harus mengorbankan rusa yang juga sudah terancam punah. Tapi bagaimanapun manusia lebih memilih mengorbankan satu spesies punah asalkan manusia itu sendiri tidak punah.

CARA PEMBUATAN PUPUK HIJAU

Cara Pembuatan Pupuk Hijau Organik

Cara Pembuatan Pupuk Hijau Organik - Tanpa banyak basa-basi lagi mari kita langsung saja ke materi yaitu tentang cara pembuatan pupuk hijau organik dengan memanfaatkan hijauan sampah dapur.
Perlu kita ketahui bahwa pupuk hijau ini adalah merupakan pupuk organik yang dibuat dari sisa hijauan tanaman serta telah menjadi sampah dan diproses menjadi pupuk organik dengan bantuan bakteri.

Adapun untuk bahan-bahan pembuatan Pupuk Hijau Organik adalah sebagai berikut

1. Sampah dapur atau hijauan sebanyak 200 kg

Hijauan organik
Hijauan sampah dapur

2. Dedak padi halus sebanyak 10kg
Dedak Pupuk organik
Dedak Halus

3. Gula pasir sebanyak 1/4 kg (bila tidak ada dapat menggunakan gula merah)
Gula Pasir Pupuk Hijau
Gula pAsir


4. Bakteri sebanyak 1/4 liter


5. Air bersih secukupnya (sekitar 200 liter).


Untuk cara pengolahan bahan pupuk organik hijau di atas adalah sebagai berikut :

  • Cacah sampah dapur atau hijauan daun serta basahi dengan air
  • Dedak halus dicampurkan dengan cacahan hijauan daun tadi sampai rata
  • Gula pasir atau gula merah kita cairkan dengan air (bisa dengan cara direbus 
  • Bakteri yang telah kita siapkan kita masukan kedalam air lalu campurkan dengan cairan gula (bila gula direbus, tungu sampai dingin dulu) aduk hingga rata
  • Bila campuran bakteri dan gula sudah siap lalu kita siramkan pada sampah hijauan dan katul secara merata.
  • Bila sudah mencampurkan semua bahan dengan merata, maka kita gundukan bahan pupuk organik hijauan tersebut sehingga ketebalannya sekitar 15cm dan jangan lupa untuk menutupnya secara rapat.
  • Diamkan selama 3-4 hari biasanya pada hari ke 4 pupuk organik hijauan sudah jadi serta dapat kita gunakan.
Itulah sekilas tentang cara membuat pupuk hijau organik dengan memanfaatkan hijauan dan sampah dapur. semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi rekan semuanya. Terimakasih. jangan lupa untuk membaca tentang CARA MEMBUAT PUPUK CAIR ORGANIK

Cara Membuat Karya Ilmiah Remaja .

CARA MEMBUAT KARYA ILMIAH REMAJA

Apa Karya Ilmiah Remaja (KIR)?

Karya ilniah remaja (KIR), adalah karya ilmiah yang ditulis atau dikerjakan oleh kalangan remaja. Karya ilmiah maksudnya karya tulis yang penggarapannya mengikuti kaidah-kaidah ilmiah. Bukan dibuat dengan cara menghayal, bukan karya fiksi, bukan karya rekaan seperti; puisi, cerpen, novel, cerita bersambung, dongeng, dll. Karya ilmiah setidak-tidaknya harus mempunyai 3 (tiga) syarat, yakni: (1) isi kajiannya berada dalam lingkup pengetahuan ilmiah, (2) cara penggarapannya menggunakan metode ilmiah, dan (3) cara penyajiannya/ penulisannya memenuhi syarat sebagai karya ilmiah.
2. Apa Modal Utama agar Bisa Menyusun Karya ilmiah Remaja (KIR)?
KIR bukan karya hayalan. Oleh karena itu seorang yang ingin menyusun KIR tidak bisa hanya dengan menghayal langsung bisa menyusun KIR. Mereka harus membekali diri dengan dasar-dasar ilmu pengetahuan sesuai dengan bidang garapan KIR yang akan dikerjakan. Yang paling penting untuk diperhatikan yang ingin menyusun KIR harus menanyakan dirinya sendiri: Apakah saya punya modal motivasi yang cukup besar untuk bisa menyusun KIR? Yang dimaksud modal motivasi adalah: (1) Mempunyai keinginan dari kesadaran sendiri untuk bisa menyusun KIR? (2) Mempunyai semangat pantang menyerah mengumpulkan teori-teori untuk menyusun KIR baik dari buku-buku, majalah, internet, atau bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang yang ahli dalam bidang garapan KIR? (3) Mempunyai rasa ingin tahu dan tidak mudah percaya dengan hal-hal yang ada di sekitar kita sebelum ditelusuri secara detail dari segi ilmiahnya? (4) Mempunyai kemampuan mensintesa antar teori-teori yang dipahami dan mengkaitkan fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita?
3. Bagaimana Langkah-langkah Menyusun KIR?
Untuk menjamin hasil KIR yang baik, maka perlu disiapkan langkah-langkah utama dalam kegiatan penelitian ilmiah sebagai berikut.
  1. Memilih Ide Penelitian
  2. Studi Pendahuluan
  3. Merumuskan Masalah
  4. Merumuskan Manfaat Penelitian
  5. Memilih Tinjauan Pustaka / Landasan Teori
  6. Merumuskan Hipotesis (Jika perlu)
  7. Memilih Metode Penelitian
  8. Menentukan Variabel atau Sumber Data
  9. Menentukan dan Menyusun Intrumen
  10. Mengumpulkan Data
  11. Menganalisis Data
  12. Menarik Kesimpulan
  13. Menulis Laporan KIR
  14. Melengkapi lampiran-lampiran
4. Bagaimana Cara Memilih Ide Penelitian? 
Memilih ide penelitian memerlukan suatu kepekaan dari calon peneliti. Ide atau masalah penelitian bisa diperoleh dari berbagai cara. Di antaranya:
  1. Dari membaca laporan penelitian-penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dirasakan perlu dilakukan penelitian lanjutan, penelitian pendalaman, atau penelitian pengembangan;
  2. Dari mengamati: (a) fenomena-fenomena atau kejadian yang terjadi di alam sekitar kita; (b) kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya; (c) cara kerja yang dilakukan orang untuk mempercepat proses atau meningkatkan mutu hasil produksinya; (d) hasil diskusi orang-orang sekitar kita atau forum ilmiah yang membahas tentang mencari solusi suatu masalah.
  3. Mencari titik-titik singgung atau kesesuaian secara logika dua atau lebih teori-teori yang diketahui. Contoh: Dari teori menyebutkan lapisan ozon menipis sehingga terjadinya global warming salah satu penyebabnya adalah adanya gas buang N2O dan CO2 ke udara. Teori lain menyebutkan bahwa gas N2O dan CO2 dihasilkan oleh banyak hal, di antaranya oleh tanaman yang diberikan pupuk kimia (Urea atau NPK) yang digunakan petani. Titik singgungnya adalah: adakah jenis pupuk lain (ramah lingkungan) yang tidak terlalu banyak menghasilkan gas N2O dan CO2?
  4. Mencari cara-cara baru atau teknologi baru untuk mempermudah cara kerja dari pada cara-cara kerja yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat. Cara-cara baru untuk meningkatkan jumlah hasil produksi dari pada cara-cara yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat. Cara-cara baru untuk meningkatkan mutu hasil produksi dari pada cara-cara yang selama ini secara tradisi dilakukan orang atau masyarakat.
  5. Memanfaatkan suatu bahan yang selama ini terbuang menjadi limbah oleh masyarakat padahal secara teori suatu bahan itu mengandung unsur-unsur yang dapat dimanfaatkan jika dilakukan pengolahan seperti limbah dapur atau pedagang sayur untuk kompos, limbah serbuk gergaji kayu untuk media tanaman atau bahan bakar kompor, tai ternak untuk bio gas, tombong kelapa untuk selai, dll.
  6. Pesanan pihak luar untuk dilakukan penelitian. Dalam hal ini dapat dicontohkan dari tema atau topik penelitian yang sudah ditetapkan oleh pihak panitia Lomba KIR karena ada kepentingan khusus. Misalnya perusahan TELKOMSEL mengadakan lomba KIR berjudul “Keunggulan Produk Telkomsel dalam Persaingan Media Komunikasi di Indonesia”
5. Apakah Setiap Ide Penelitian dapat Dijadikan Penelitian?
Ide penelitian yang akan diteliti untuk menjamin akan menghasilkan KIR yang baik minimal harus:
(1) Sesuai dengan minat peneliti sehingga peneliti lebih bersemangat dan dengan senang hati mengerjakan penelitian tersebut
(2) Memiliki potensi besar penelitian bisa dikerjakan dengan modal dasar:
  1. Peneliti mempunyai kemampuan, landasan teori, dan pengalaman pengetahuan dalam bidang yang akan diteliti tersebut.
  2. Tersedia waktu yang cukup untuk melakukan penelitian sehingga penelitian tidak asal selesai.
  3. Peneliti siap secara fisik untuk mengobservasi, mengumpulkan data, dan menyusun laporan penelitian.
  4. Peneliti siap secara material atau dana untuk biaya-biaya yang dibutuhkan.
(3) Tersedia faktor pendukung. Pendukung utama adalah:
  1. Tersedia data yang bisa diperoleh baik data primer (digali sendiri) maupun sekunder (dikutip dari data yang sudah ada).
  2. Ada ijin dari pihak berwenang. Walaupun ide atau masalah penelitian sangat menarik untuk diteliti namun jika tidak dapat ijin dari pihak yang berwenang.
  3. Keamanan peneliti terjamin. Maksudnya, meskipun data awal ada, minat ada, kemampuan juga ada, tetapi jika dalam penelitian mengancam keselamatan peneliti sebaiknya penelitian dikaji ulang.
(4)   Hasil penelitian harus bermanfaat bagi kelompok masyarakat tertentu atau masyarakat umum.
6.   Jika telah ada Ide atau Masalah yang Diteliti, Bisakah Penelitian Langsung Dilakukan?
Sebaiknya jangan terburu-buru langsung melakukan penelitian ke lapangan. Sebab resikonya akan menghadapi banyak hambatan dan kebingungan menggali data yang belum tentu cocok atau sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian.
Sebelum melakukan penelitian yang sesungguhnya, seharusnya dilakukan studi pendahuluan, yakni observasi awal menjajagi kemungkinan penelitian dapat dilakukan. Observasi awal ini penting dilakukan untuk mencari informasi awal guna mempertajam atau memperjelas ide atau masalah yang akan diteliti.
Fungsi studi pendahuluan adalah:
  1. untuk mengetahui dengan pasti hal-hal yang akan diteliti.
  2. untuk mengetahui dengan pasti siapa informan (yang akan dimintai keterangan) dan mereka mau memberikan informasi.
  3. untuk mengetahui dengan pasti cara-cara mendapatkan data atau informasi.
  4. untuk mengetahui dengan pasti cara-cara menganalisis data
Sesuai dengan fungsinya, studi pendahuluan harus dilakukan pada: (1) rencana lokasi penelitian, (2) calon-calon informan, (3) alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian, (4) lembaga-lembaga yang akan memberikan data penelitian, (5) sumber-sumber hasil-hasil penelitian sebelumnya, (5) buku-buku / internet yang dibutuhkan teori-teori pendukungnya, dan (6) kesanggupan pembimbing yang akan memberikan bimbingan selama melakukan penelitian.
7.  Bagaimana Merumuskan Judul dan Masalah Penelitian?
Apabila telah diperoleh ide penelitian dan informasi yang cukup dari studi pendahuluan maka langkah berikutnya adalah merumuskan judul dan masalah penelitian. Judul dan masalah penelitian adalah hal yang terpenting dilakukan agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan akurat dalam pengumpulan teori penelitian serta data pendukung.
Judul penelitian dirumuskan dari ide penelitian. Judul karya ilmiah hendaknya dinyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan peneliti sebagai upaya pemecahan masalah. Formulasi judul hendaknya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok karya ilmiah. Dari kalimat judul penelitian sudah dapat digambarkan hal yang diteliti dan secara tidak langsung dapat diketahui manfaatnya bagi masyarakat tertentu atau masyarakat umum. Inti kalimat judul penelitian adalah “Hal yang diteliti dan objeknya” dapat ditambah “manfaatnya” jika dipandang perlu.
Contoh judul penelitian KIR:
  1. Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati
  2. Pemanfaatan Tombong Buah Kelapa sebagai Alternatif Bahan Pembuat Selai yang Bergizi dan Disukai Konsumen.
  3. Pemanfaatan Minyak Jinten untuk Meningkatkan Kemampuan Otak
  4. Pemanfaatan Sabut Kelapa Sebagai Agregat Dalam Pembuatan Beton
  5. Pemanfaatan Jantung Pisang (Musa paradisiaca) Sebagai Bahan Pengawet Daging.
  6. Studi Komparasi Antara Kualitas Salak Bali dengan Salak Bangkalis.
Merumuskan masalah penelitian dilakukan dengan memilah judul penelitian yang mengandung beberapa variabel yang harus dicarikan jawaban berdasarkan data-data yang nanti akan dikumpulkan.
Kita ambil contoh judul nomor (1) di atas “Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati “. Dari judul itu dipilah menjadi 3 variabel, yakni
  1. kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
  2. kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
  3. pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah
Dari pemilahan judul penelitian menjadi 3 variabel tersebut sebut tinggal dirumuskan menjadi kalimat pertanyaan yakni:
  1. Bagaimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka?
  2. Bagimana kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran?
  3. Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah?
Rumusan masalah penelitian ini khusus untuk point (3) dapat ditambah dengan tempat penelitian yakni  “Bagaimana pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati?
Jika sudah sampai pada tahap perumusan masalah penelitian langkah selanjutnya yakni merumuskan tujuan penelitian dapat dilakukan dengan sangat mudah yakni mengubah rumusan masalah penelitian menjadi tujuan dengan menghilangkan kata “bagaimana” menjadi kalimat “untuk mengetahui” dan di akhir kalimat rumusan masalah ada tanda tanya “?” dalam rumusan tujuan penelitian dihilangkan atai diganti dengan tanda titik (.).
Lihatlah sekali lagi rumusan masalah penelitian tersebut di atas. Bandingkan dengan rumusan tujuan penelitian berikut ini.
  1. Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos daun nangka.
  2. Untuk mengetahui kadar kadar N2O yang dihasilkan kompos limbah sayuran.
  3. Untuk mengetahui pengaruh kompos daun nangka dan limbah sayuran terhadap kadar N2O dalam tanah.
Jadi rumusan tujuan penelitian dalam karya tulis ilmiah berkaitan langsung dengan masalah penelitian. Sebab rumusan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui atau menjawab masalah yang diajukan dalam penelitian.
8.  Perlukah Dirumuskan Masalah Penelitian?
Jawabnya perlu. Sebab sekecil apapun atau sederhana apapun penelitian yang dilakukan pasti ada manfaat dari hasil yang nantinya dicapai. Paling tidak bermanfaat bagi penulis/ peneliti bahwa penelitian itu untuk menambah wawasan tentang hal yang sedang diteliti. Penelitian ilmiah yang baik adalah penelitian yang memberikan manfaat yang cukup besar bagi banyak orang. Bahkan penelitian Albert Einstein memberikan manfaat sangat besar dan mengubah cara pandang orang di muka bumi ini tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Jadi rumusan manfaat penelitian dapat diformulakan sebagai berikut.
  1. Bagi Masyarakat
  2. Bagi Pemerintah (jika dipandang perlu)
  3. Bagi penulis
9.  Bagaimana Caranya Menyusun Tinjauan Pustaka atau Landasan Teori?
Tinjauan pustakan atau bisa disebut landasan teori masuk ke Bab II dalam karya tulis ilmiah. Ada juga tinjauan pustaka digabungkan dengan Bab I yaitu Pendahuluan. Tetapi hal itu tidak terlalu prinsip. Artinya tidak karena beda penempatan tinjauan pustaka menyebabkan karya tulis ilmiah itu didiskualifikasikan oleh juri atau panitia lomba karya tulis ilmiah.
Yang penting untuk dipahami adalah bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka. Cara atau tips yang praktis untuk menyiapkan diri dalam menyusun tinjauan pustaka dapat dijelaskan sebagai berikut.
(1)  Pahami betul judul penelitian dan masalah penelitian. Apakah variabel-variabel yang ada dalam judul penelitian atau masalah penelitian. Sebab tinjauan pustakan pada dasarnya adalah teori-teori yang perlu dipahami atau diketahui terlebih dahulu oleh peneliti sebelum dilakukan penelitian sehingga penelitian tidak salah arah. Jika teori belum diketahui peneliti atau penulis mana mungkin dia bisa melakukan peneliti.
Contoh pembanding dalam kegiatan sehari-hari kita, suatu hari kita disuruh orang mencari seseorang ibu di pasar karena anak bayinya dititipkan sedang menangis. Sedangkan kita tidak tahu dan tidak pernah mengenal si ibu bayi itu. Kalau sosok ibu-ibu di pasar banyak tetapi manakah ibu yang diperlukan oleh bayi itu. Jika kita langsung mencari sosok ibu yang dimaksud di kerumunan orang-orang di pasar sama saja dengan buang-buang waktu dan tenaga dan kemungkinan besar kita akan kehilangan arah pencarian. Oleh karena itu yang perlu dilakukan sebelum mencari sosok ibu yang dimaksud adalah menanyakan ciri-ciri si ibu. Dalam penelitian ilmiah ciri-ciri si ibu itu disebut dengan tinjauan pustaka. Dari ciri-ciri si ibu atau dari tinjauan pustakan itulah kita akan memiliki kesiapan melakukan penelitian.
(2)  Dari variabel-variabel dalam judul dan masalah penelitian dapat dicatat pointer-pointer tinjauan pustaka yang perlu dicari atau diburu    baik di perpustakaan, toko buku, menanyakan orang-orang sekitar yang mungkin punya buku yang berkaitan, dan melacak di media internet. Bahan dari buku-buku, majalah, atau internet paling tidak untuk satu pointer variabel didukung oleh 2 (dua) sumber. Kalau terpaksa hanya dapat 1 (satu) sumber masih bisa diterima daripada tidak ada tinjauan pustaka sama sekali.
Dari judul yang dijadikan contoh tersebut di atas: “Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati”. Rumusan tinjauan pustaka yang mesti dicari adalah:
-       Gas N2O yang dihasilkan tanah sawah
-       Pupuk organik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan
-       Pupuk Anorganik kaitannya dengan gas N2O yang dihasilkan
(3)  Tinjauan pustaka dirumuskan secara berurutan sesuai dengan variabel-variabel yang terkandung dalam judul dan  masalah penelitian sehingga menjadi satu rangkaian logika kerangka berpikir ilmiah si peneliti. Dari kemampuan mengurutkan tinjauan pustakan itulah tim juri atau penguji Lomba Karya Tulis Ilmiah dapat mengetahui keteraturan cara berpikir dan logika ilmiah yang dimiliki si peneliti atau penulis. Jika landasan teorinya tidak teratur dan berurutan serta memasukkan teori-teori yang tidak perlu (asal penuh atau asal berisi teori) maka tim penguji dapat menebak si peneliti Karya Tulis ilmiah itu jalan pikirannya ngawur dan kacau. Berikutnya dapat diprediksi hasil penelitian ilmiahnya tidak dapat dipertanggungjawabkan keilmiahannya.
Contoh judul di atas:  Pengaruh Pemanfaatan Kompos Daun Nangka dan Limbah Sayuran terhadap Kadar N2O Tanah Sawah Subak Wos Teben di Desa Batuan, Kecamatan Sukawati. Tinjauan pustakanya secara teori gas N2O adalah salah satu penyebab rusaknya lapisan Ozon di permukaan bumi yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Teori lain menyebutkan Gas N2O salah satu sumber penghasilnya adalah tanah pertanian yang digarap petani selama ini menggunakan pupuk kimia seperti Urea, NPK. Dari teori lain menyebutkan pupuk alam atau organik dapat mengikat mikroorganisme tanah dan gas N2O yang dihasilkan tergolong rendah. Dari tinjauan pustaka dan teori-teori tsb dapat ditarik logika, jika petani menggunakan pupuk organik akan mengurangi gas buang N2O ke udara berarti kerusakan lapisan ozon dapat dikurangi sehingga pemanasan global tidak lebih parah.
Untuk membuktikan seberapa besar gas N2O yang dihasilkan pupuk alami dan pupuk alami jenis mana yang lebih kecil menghasilkan N2O maka perlu dilakukan penelitian eksprimen.

resep puding

Resep dan Cara Membuat Puding Coklat

Cara Membuat Puding Cokelat - Puding coklat memang merupakan makanan segar yang sangat baik untuk metabolisme tubuh. Selain cara buat puding cokelat yang mudah, bahan atau resep pudding coklat juga sangat gampang ditemukan.

Khusus buat ibu-ibu rumah tangga atau remaja putri, memasak puding untuk dihidangkan dimeja makan tentu suatu bentuk kreatifitas tersendiri. Memang, aneka puding sudah banyak kita temukan dipasaran.

Memang, pudding merupakan makanan favorit, layaknya pancake. Apalagi ditambah dengan coklat yang PASTI kita tahu bersama merupakan makanan yang disukai banyak orang dimana saja.

Sebelum melihat beberapa resep puding coklat dibawah, ada baiknya lihat dulu fungsi atau manfaat puding coklat ini ya.

Fungsi/Manfaat Puding Coklat:
Puding coklat ternyata sangat membantu metabolisme tubuh kita. Menurut beberapa sumber, ternyata puding ini terdiri atas 600 kalori, protein, serta karbohidrat. Puding coklat sebaiknya dimakan pada waktu pagi hari, ketika metabolisme tubuh sedang aktif.

Dengan begitu, biasanya seseorang dapat bekerja justru lebih baik dengan kelebihan kalori sepanjang hari. Sarapan pagi penting dalam menyediakan energi untuk melaksanakan perkerjaan, juga membantu fungsi otak dan mendorong dimulainya metabolisme. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika pada waktu sarapan, juga ditambahkan jenis makanan penutup, seperti puding coklat.

Hal ini dapat mengontrol nafsu makan sepanjang hari, dan semua itu ternyata penting untuk menurunkan berat badan. Itulah salah satu manfaat puding ini sebagai makanan penutup pada waktu sarapan.

Menikmati kesegaran puding ini memberikan rasa yang begitu berbeda, apalagi jika dapat diolah dengan benar. Namun, banyak juga hal yang terjadi di luar kemampuan kita. Jika bukan ahli memasak, biasanya selalu ada kemungkinan untuk gagal. Walau kita sudah membaca resep dengan benar dan takaran yang sesuai.

Nah, setelah melihat manfaat puding coklat, tentu sudah tidak sabar lagi membuatnya kan? Silahkan dilihat beberapa resep puding coklat dibawah ini:

Resep Puding Cokelat I:
Bahan-bahan
  • 1/2 cawan serbuk koko
  • 1 cawan gula
  • 1/2 cawan susu tepung
  • 1/2 sudu teh garam
  • 4 1/4 cawan air
  • 4 sudu besar tepung jagung ( saya guna tepung kastard)
  • 1/2 sudu teh esen vanilla
  • 3 sudu besar butter ( saya letak 2 sudu besar je)
  • 1 paket serbuk agar2 (10-11gm)
Cara Membuat Puding Coklat:
1. Campurkan semua bahan kecuali butter dan kacau selalu hingga mendidih.
2. Masukkan butter, kacau hingga pekat.
3. Angkat dan masukkan kedalam loyang atau acuan yg disukai.
4. psssttt! ni akak tambah cara yer..untuk puding ni n puding2 lain, kalu nak senang keluarkan bila dah beku, basahkan dulu acuan sebelum memasukkan puding..bila dah beku, insyaAllah senang nak keluarkan

Resep Puding Coklat II
BAHAN :
  • 3 bks agar-agar putih
  • 1500 ml susu
  • 112,5 gr coklat bubuk
  • 6 btr kuning telur, kocok lepas
  • 375 gula pasir
  • sedikit garam
CARA MEMBUAT PUDDING COKELAT:
  • Aduk rata coklat bubuk, garam dan gula, larutkan dengan sebagian susu (bukan diatas api, sisihkan.
  • Rebus agar-agar dengan sebagian susu sampai mendidih, tuang adonan coklat bubuk, gula dan susu, aduk rata.
  • Tuang beberapa sendok sayur adonan agar-agar ke kocokan kuning telur, aduk rata, tuang kembali ke adonan agar-agar diatas api, masak sampai mendidih.
  • Matikan api, aduk adonan agar-agar hingga uap hilang (hangat kuku), tuang ke dalam cetakan sambil disaring biar puding jadinya mulus, bekukan.

Resep Puding Coklat III:
A. Resep bagian pertama :

Bahan yang digunakan
  •     15 gr coklat bubuk
  •     700 ml air
  •     1/4 sdt garam
  •     1 bungkus agar-agar coklat
  •     1 kaleng susu kental manis
Bahan untuk saus :
  •     250 ml susu cair
  •     50 gr gula pasir
  •     3 sdt tepung meizena
  •     1 kuning telur
Cara membuat  puding coklat ini:
  •     Campur susu kental manis dan air, aduk.
  •     Tambahkan agar, coklat bubuk dan garam, aduk hingga coklat larut.
  •     Rebus sambil diaduk hingga mendidih, angkat dan tuang ke dalam cetakan.
  •     Saus : Aduk susu, gula, dan tepung, lalu masak sambil diaduk hingga mendidih. Masukkan kuning telur sambil diaduk hingga masak. Angkat dan dinginkan.
  •     Sajikan puding dengan siraman saus setelah puding dingin.
Gampang sekali bukan resep diatas, jadi enak sekali kan membuat puding coklat diatas, nggak perlu susah-susah untuk membuat kue yang nikmat untuk keluarga. Tapi berikut ada resep yang lebih ruwet lagi silahkan dicoba :

B. Resep puding coklat double cream

Bahan puding coklat
  •     2 box agar-agar putih, merk yang anda suka tentunya
  •     25 gram coklat bubuk kemudian encerkan dengan air panas secukupnya
  •     Vanili sesuai selera
  •     250 gram coklat, lebih bagus coklat blok, serut coklat nya dan biarkan meleleh
  •     250 gram gula pasir
  •     1 lt sus, yang ini susu murni ya
  •     500 cc double cream atau anda juga dapat menggunakan Creamer cap kembang
Bahan tambahan puding coklat (optional)
  •     800 cc susu sama ini juga susu murni
  •     100 gram gula pasir
  •     1 buah telur ambil kuningnya
  •     Vanili sesuai selera
Cara membuat Puding coklat dengan bahan-bahan diatas:
  •     Campurkan semua bahan puding coklat semua bahan kecuali double cream menjadi satu
  •     Panaskan diatas api sedang. Terus aduk sampai mendidih
  •     Tuangkan double cream saat adonan sudah mendidih sambil adonan diaduk terus, aduk sampai rata, angkat dari api.
  •     Dinginkan sampai uapnya mengilang jangan sampai beku
  •     Tuang dalam cetakan.
Sedangkan Cara untuk membuat vla puding :
  •     Kocok kuning telur
  •     Campurkan bahan tanbahan puding, susu, gula dan vanili, Panaskan dengan api sedang sambil diaduk sampai mendidih
  •     kemudian tuangkan dua sendok sayur susu ke dalam kocokan telur, campurkan sampai rata setelah itu masukan adonan telur ke dalam susu yang mendidih terus aduk sebentar diatas api.
  •     Selanjutnya angkat dari atas api terus aduk fla sampai agak dingin ini supaya Vla jangan pecah.
Jadi, tunggu apalagi. Langsung saja kepasar dan membeli bahan-bahan puding coklat. Dan langsung mengolah hingga menjadi pudding coklat segar seperti panduan diatas. Selamat mencoba buat semuanya. Silahkan juga lihat beberapa resep roti basah dan kue brownies. Atau mencoba membuat puding agar-agar.

Jumat, 05 Oktober 2012

Entalpi Pembakaran

Ditulis oleh Bambang Sugianto pada 14-06-2009
Reaksi suatu zat dengan oksigen disebut reaksi pembakaran. Zat yang mudah terbakar adalah unsur karbon, hidrogen, belerang, dan berbagai senyawa dari unsur tersebut. Pembakaran dikatakan sempurna apabila karbon (c) terbakar menjadi CO2, hidrogen (H)  terbakar menjadi H2O, belerang (S) terbakar menjadi SO2.
Perubahan entalpi pada pembakaran sempurna 1 mol suatu zat yang diukur pada 298 K, 1 atm disebut entalpi pembakaran standar (standard enthalpy of  combustion), yang dinyatakan dengan ΔHc0 . Entalpi pembakaran juga dinyatakan dalam kJ mol -1 .
Harga entalpi pembakaran dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm diberikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 . Entalpi Pembakaran  dari berbagai zat pada 298 K, 1 atm
gb18
Pembakaran bensin adalah suatu proses eksoterm. Apabila bensin dianggap terdiri atas isooktana, C8H18 (salah satu komponen bensin) tentukanlah jumlah kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin. Diketahui entalpi pembakaran isooktana = -5460 kJ mol-1 dan massa jenis isooktan = 0,7 kg L -1 (H = 1; C =12).
Jawab:
Entalpi pembakaran isooktana yaitu – 5460 kJ mol-1 . Massa 1 liter bensin = 1 liter x 0,7 kg L-1 = 0,7 kg = 700 gram . Mol isooktana = 700 gram/114 gram  mol-1 = 6,14 mol.  Jadi kalor yang dibebaskan pada pembakaran 1 liter bensin adalah: 6,14 mol x 5460 kJ mol -1 = 33524,4 kJ.

Entalpi Penguraian

Reaksi penguraian adalah kebalikan dari reaksi pembentukan. Oleh karena itu, sesuai dengan azas kekekalan energi, nilai entalpi penguraian sama dengan entalpi pembentukannya, tetapi tandanya berlawanan.
Contoh:
Diketahui ΔHf 0 H2O (l) = -286  kJ mol -1, maka entalpi penguraian H2O (l) menjadi gas hidrogen dan gas oksigen adalah + 286 kJ mol-1
H2O (l) ——> H2 (g) + ½ O2 (g) ΔH = + 286 kJ